Chemistry15

Selasa, 24 Oktober 2017

KEASAMAN DAN KEBASAAN SENYAWA ORGANIK




11.    Pengertian asam dan basa
Asam merupakan zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau sering disebut dengan korosif. Asam juga dapat bereaksi dengan logam dan menghasilkan gas hydrogen, sebagai indicator sederhana terhadap senyawa asam, dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana asam dapat mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Basa merupakan istilah kimia yang digunakan untuk semua zat yangdapat menetralkan asam. Selain karena kemampuan basa yang dapat menetralkan asam, basa pun memiliki kemampuan untuk melarutkan minyak dan debu, sehingga basa digunakan untuk berbagai keperluan.Sebagai indicator sederhana senyawa basa dapat dipergunakan kertas lakmus, dimana basa dapat mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Svante Arrhenius (1887) mengemukakan bahwa asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan kedalam air akan menghasilkan ion hidronium (H+). Asam umumnya merupakan senyawa kovalen dan akan bersifat asam bila sudah larut ke dalam air. Sedangkan basa adalah suatu senyawa yang di dalam air (larutan) daapt menghasilkan ion OH-. Umumnya basa terbentuk dari senyawa ion yang mengandung gugus hidroksida (OH-) di dalamnya.
Penjelasan tentang asam dan basa menurut Svante Arrhenius tidak memuaskan untuk menjelaskan tentang sifat asam basa pada larutan yang bebas air atau pelarutnya bukan air. Misalnya asam asetat akan bersifa asam bila dilarutkan kedalam air tetapi ternyata sifat asam tersebut tidak tampak ketika dilarutkan dalam benzene. Dari kenyataan tersebut, Johannes Brosted dan Thomas Lowry secara terpisah mengusulkan bahwa yang berperan dalam memberikan sifat asam dan basa suatu larutan adalah ion H+ atau Proton (Sudarmo,2006). Menurut konsep Brosted Lowry mengenai asam dan basa, suatu asam adalah zat yang dapat memberikan ion hydrogen yang bermuatan positif atau proton (H+). Basa didefinisikan sebagai zat yang dapat menerima H+.
Konsep asam basa menurut Brosted Lowry mempunyai keterbatasan, terutama di dalam menjelaskan reaksi-reaksi yang melibatkan senyawa tanpa proton (H+). Misalnya, reaksi antara senyawa NH3 dan BF3 dan beberapa reaksi yang melibatkan senyawa kompleks. Pada tahun 1932 ahli kimia G.N. Lewis mengajukan konsep baru mengenai asam basa, sehingga dikenal adanya basa Lewis dan asam Lewis. Menurut konsep trsebut yang dimaksud dengan basa Lewis adalah suatu senyawa yang dapt memberikan pasangan electron kepada senyawa lain atau donor pasangan electron, sedangkan asam Lewis adalah senyawa yang mampu menerima pasangan electron atau akseptor electron.
22.    Asam dan basa organik
Ø Asam organik
Asam organik dicirikan oleh adanya atom hidrogen yang terpolarisasi positif. Terdapat dua macam asam organik, yang pertama adanya atom hidrogen yang terikat dengan atom oksigen, seperti pada metil alkohol dan asam asetat. Kedua, adanya atom hidrogen yang terikat pada atom karbon di mana atom karbon tersebut berikatan langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton. Metil alkohol mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam lemah, asam asetat juga memiliki ikatan O-H yang bersifat asam lebih kuat. Asam asetat bersifat asam yang lebih kuat dari metil alkohol karena basa konjugat yang terbentuk dapat distabilkan melalu resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alkohol hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen. 
 

Keasaman aseton diperlihatkan dengan basa konjugat yang terbentuk distabilkan dengan resonansi. Dan lagi, datu dari bentuk resonannya menyetabilkan muatan negatif dengan memindahkan muatan tersebut pada atom oksigen.
                       


Ø  Basa organik
Basa organik dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan elektron bebas yang dapat mengikat proton. Senyawa-senyawa yang mengandung atom nitrogen adalah salah satu contoh basa organik, tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindak sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu dicatat bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun basa, tergantung lingkungannya. Misalnya aseton dan metil alkohol dapat bertindak sebagai asam ketika menyumbangkan proton, tetapi sebagai basa ketika atom oksigennya menerima proton.



Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa yang mengandung gugusan karboksil, suatu istilah yang berasal dari karbonil dan hidroksil. Gugusan yang terikat pada gugusan karboksil dalam asam karboksilat bisa gugus apa saja, bahkan bisa gugus karboksil lain.
Dalam asam karboksilat gugus -COOH terikat pada gugus alkil (-R) atau gugus aril (-Ar). Meskipun yang mengikat gugus –COOH daspat berupa gugus alifatik atau aromatic, jenuh atau tidak jenuh, tersubstitusi atau tidak tersubstitusi sifat yang diperlihatkan oleh gugus –COOH tersebut pada dasarnya sama. Di samping terdapat asam yang mengandung satu gugus karboksil (asam monokarboksilat), diketahui juga terdapat asam yang memiliki dua gugus karboksil (asam dikarboksilat) dan tiga buah gugus karboksil (asam trikarboksilat). Perbedaan banyaknya gugus –COOH ini tidak mengakibatkan perubahan sifat kimia yang mendasar. Pada bidang biologi, terdapat gugus asam dengan derajat keasaman yang rendah, misalnya gugus -OH, -SH, gugus enol, gugus fenol. Senyawa bio-organik dengan gugus semacam ini tidak digolongkan sebagai asam organik. Contoh senyawa tersebut antara lain: asam laktat, asam asetat, asam format, asam sitrat dan asam oksalat.
Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kestabilan anion berarti akan menaikkan keasaman, dan faktor-faktor yang mengurangi kestabilan anion akan menyebabkan penurunan keasaman suatu asam karboksilat. Menurut teori asam-basa Bronsted Lowry, bila suatu asam karboksilat bersifat asam kuat, maka basa konjugasinya bersifat basa lemah, sebaliknya bila suatu asam karboksilat bersifat asam lemah, maka basa konjugasinya bersifat basa kuat.
Fator – faktor yang mempengaruhi keasaman asam karboksilat
a.    Pengukuran kekuatan asam
Dalam air asam karboksilat berada pada kesetimbangan dengan ion karboksilat dan ion hidronium. Satu ukuran dari kekuatan asam ialah besarnya ionisasi daslam air. Lebih besar jumlah ionisasi, lebih kuat asamnya. Asam karboksilat umumnya asam yang lebih lemah daripada H3O+; daslam larutan air, kebanyakan molekul asam karboksilat tidak terionisasi. Kekuatan asam dinyatakan sebagai konstanta asam Ka, konstanta kesetimbangan ionisasi dalam air.
Dimana :          [RCO2H]                   = molaritas dari RCO2H
                        [RCO2]                     = molaritas dari RCO2-
                        [H3O+] atau [H+]       = molaritas H3O+ atau H+
Harga Ka yang lebih besar berarti asam tersebut lebih kuat sebab konsentrasi dari RCO2- dan H+ lebih besar. Untuk mempermudah maka harga pKa= adalah pangkat megatifdari pangkat dalam Ka. Apabila Ka bertambah, pKa berkurang; oleh sebab itu makin kecil pKa berarti makin kuat asamnya.
b.    Resonansi dan kekuatan asam
Sebab utama asam karboksilat bersifat asam adalah resonansi stabil dari ion karboksilat. Kedua struktur dari ion karboksilat adalah ekivalen; muatan negatif dipakai sam oleh kedua atom oksigen. Delokalisasi dari muatan negatif ini menjelaskan mengapa asam karboksilat lebih asam daripada fenol. Walaupun ion fenoksida merupakan resonansi stabil kontribusi utama struktur resonansi mempunyai muatan negatif berada pada satu atom.
c.     Efek induksi dan kekuatan asam
Faktor lain disamping resonansi stabil dari ion karboksilat mempengaruhi keasaman dari senyawa. Delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif ion karboksilat menstabilkan anion, relative terhadap asamnya. Penambahan kestabilan dari anion menyebabkan bertambahnya keasaman dari suatu asam. Misalnya, khlor elektronegatif. Dalam asam khloroasetat, khlor menarik keerapatan elektron dari elektron dari gugusan karboksil ke dirinya. Penarikan elektron ini menyebabkan delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya. Asam khloroasetat lebih kuat dari asam asetat. Makin besar penarikan elektron oleh efek induktif, lebih kuat asamnya. Asam dikloroasetat mengandung dua atom khlor yang menarik elektron dan merupakan asam yang lebih kuat dari pada asam khlorasetat. Asam trikhloroasetat mempunyai tiga atom khlor dan lebih kuat lagi daripada asam dikhloroasetat.
d.    Garam dari asam karboksilat
Air salah satu basa telalu yang lemah untuk menghilangkan proton dalam jumlah besar dari kebanyakan asam karboksilat. Basa lebih kuat seperti natrium hidroksida mengalami reaksi sempurna dengan asam karboksilat membentuk garam yang disebut karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi netralisasi asam basa. Karboksilat adalah garam berperilaku seperti garam organik; tidak berbau, titik leleh relatif tinggi dan sering mudah larut dalam air. Karena bentuknya ion , maka sukar larut dalam pelarut organik. Garam natrium dari asam karboksilat ranatai hidrokarbon panjang disebut sabun. Karboksilat diberi nama sama seperti garam anorganik. Nama ion karboksilat diambil dasri nama asam karboksilat asal. Asam karboksilat juga bereaksi dengan ammonia dan amina menghasilkan ammonium karboksilat. Reaksi dengan amina penting sekali dalam kimia protein sebab molekul protein kaya akan gugusan karboksil dan gugusan amino. Dengan mereaksikan asam karboksilat dengan asam kuat atau sedang kan mengubah garam kembali menjadi asam karboksilat
  
DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R .J dan Fessenden, J. S. 1983 .Kimia Organik edisi Kedua. Jakarta :Erlangga.
Kasmadi dan G. Luhbandjono. 2006. Kimia Dasar II. Semarang :Universitas Negeri Semarang. 



Masalah :  a. Dari uraian diatas mengapa resonansi mempengaruhi keasaman suatu senyawa organik ? jelaskan ?
                 b. Dari uraian diatas dikatakan bahwa efek induksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keasaman asam karboksilat. Apa yang mendasari pernyataan tersebut? jelaskan?




10 komentar:

  1. terimakasih informasinya.
    menurut saya rresonansi mempengaruhi keasaman karena basa konjugasi dari suatu senyawa asam dapat distabilkan melalui resonansi sehingga keasamannya akan meningkat.
    efek induksi mempengaruhi keasaman asam karboksilat karena biasanya pada suatu senyawa organik memiliki gugus penarik elektron yang dapat menyebabkan efek induksi sehingga keasaman meningkat

    BalasHapus
  2. terimakasih atas informasinya kak, sangat bermanfaat. jawaban dari pertanyaan diatas adalah:
    a. karena adanya basa konjugasi yang dapat distabilkan dengan resonansi dengan kata lain resonansi menstabilkan senyawa sehingga hal itu menyebabkan peningkatan keasaman suatu senyawa organik
    b. hal itu karena pada asam karboksilat terdapat gugus penarik elektron yang memberikan efek induksi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih adek..semoga ilmunya dapat bermanfaat

      Hapus
  3. terima kasih atas pemapaparan materinya. menurut saya pegaruh resonansi terhadap keasaman yaitu resonansi meningkatkan kestabilan sehingga meningkatkan keasaman suatu senyawa. dan untuk pertanyaan kedua efek induksi sipengaruhi adanya gugus penarik elektron yang mana efek induksi dapat meningkatkan keasaman

    BalasHapus
  4. hai Bayuu
    Terimakasih atas informasi yang diberikan. Disini saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang diberikan. Menurut saya hal ini karena adanya delokalisasi muatan negatif. suatu senyawa yg beresonansi akan memiliki kestabilan yang baik oleh karena itu dapat meningkatkan keasaman . Untuk pertanyaan kedua, efek induksi ini berhubungan dengan gugus penarik elektron, gugus ini akan menarik kerapatan elektron dr gugus lain ke dirinya, akibat nya terjadi delokalisasi lebih jauh dari muatan negatif, jadi menstabilkan anion dan menambah kekuatan asam dari asamnya
    Terimakasih, semoga membantu :)

    BalasHapus
  5. terimakasih atas kesempatannya disini saya ingin menjawab pertanyaan untuk pertama resonansi pada muatan negatif basa konjugatnya yang akan mensttabilkan untuk senyawa asam ini lebih kuat
    efek induksi bergantung pada gugus yang menariknya makin elektronegatif maka delokalisasi muatan negatif dapat lebih besar sehingga keasaman akan bertambah

    BalasHapus
  6. Terimakasih bayu
    Saya akan menjawab pertanyaannya

    1. Sesuai yang anda jelaskan
    Resonansi stabil dari ion karboksilat menyebabkan kedua isomer struktur dari ion karboksilat adalah ekivalen pada O mya, sehingga kestabilan O elektronegatif lebih terjaga dan kekuatan asam bertambah

    2. Efek induksi dipengaruhi oleh gugus penarik dan pendorong elektron. Gugus penarik mampu menarik elektron yang berikatan dengan H sehingga H lepas dan keasaman meningkat

    Sekian :)

    BalasHapus
  7. materi yang sangat menraik, saya akan menjawab pertanyaan nomor 1, dimana dengan adanya resonansi maka basa konjugasi yang dihasilkan akan stabil sehingga senyawa akan bersifat lebih asam.

    BalasHapus
  8. saya akan menjawab pertanyaan no.1.
    karena Resonansi dapat menstabilkan suatu basa konjugasi yang dihasilkan dalam peruraian asam sehingga dapat meningkatkan keasaman dari suatu senyawa organik.

    BalasHapus

Follow Us @soratemplates