AROMATISITAS
Senyawa aromatis adalah senyawa
siklis yg memiliki sistem ikatan ganda dua terkonjugasi dengan jumlah elektron
π= (4 n + 2). Senyawa tersebut merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki
rantai karbon tertutup dan mengandung dua atau lebih ikatan rangkap yang
letaknya bersealang seling.Salah satu senyawa aromatik yang dijumpai pada
minyak bumi adalah senyawa fenol dan turunannya.Kadar fenol dan turunannya
dalam limbah industri minyak dan gas bumi mengakibatkan tercemarnya lingkungan
oleh senyawa beracun tersebut, serta memberikan ancaman terhadap lingkungan.
Sifat – sifat senyawa aromatis :
·
Senyawa siklik yang mengandung ikatan rangkap
·
Berselang seling
·
Bersifat non polar
·
Banyak digunakan sebagai pelarut
Aromatisitas adalah sebuah sifat
kimia dimana sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari ikatan
tidak jenuh, pasangan tunggal, atau orbit kosong menunjukan stabilitas yang
lebih kuat dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari
konjugasi. Aromatisitas juga bisa dianggap sebagai manifestasi dari
delokalisasi siklik dan resonansi.
Syarat-syarat
Aromatisitas
1. Molekul harus berbentuk siklik.
2. Setiap atom pada cincin tersebut harus mempunyai
orbital π, membentuk sistem berkonjugasi.
3. Molekul haruslah planar.
4. Jumlah elektron π molekul
haruslah ganjil dan memenuhi kaidah Huckel: (4n+2) elektronπ.
5. Molekul-molekul yang mengandung 4n elektron π adalah antiaromatik.
Hal ini biasanya
dianggap terjadi karena elektron-elektron bisa berputar di dalam bentuk susunan
lingkaran atom - atom yang bergantian antara ikatan kovalen tunggal dan ganda.
Ikatan-ikatan ini bisa dipandang sebagai ikatan hibrida (campuran) antara
ikatan tunggal dan ikatan ganda, setiap ikatan-ikatan ini adalah sama (identis)
dengan ikatan yang lainnya. Model cincin aromatis yang umum dipakai, yaitu
sebuah cincin benzena (cyclohexatriena) adalah terbentuk dari cincin beranggota
enam karbon yang bergantian. Model benzena terdiri dari dua bentuk resonansi,
yang menggambarkan ikatan kovalen tunggal dan ganda yang bergantian posisi.
Benzena adalah sebuah molekul yang lebih stabil dibandingkan yang diduga tanpa
memperhitungkan delokalisasi muatan.
Gambar 1. Benzena mengalami resonansi
Syarat-syarat
agar suatu senyawa bersifat aromatik:
1. Merupakan molekul siklik yang datar sehingga elektron
dapat terdelokalisasi sempurna.
2. Memiliki energi resonansi yang menstabilkan
3. Memenuhi aturan Huckel
Aturan Huckel
Pada tahun 1931 seorang ahli kimia Jerman bernama
Erich Huckel, mengusulkan bahwa untuk menjadi aromatik suatu senyawa datar,
monosiklik (satu cincin) harus memiliki elektron pi sebanyak 4n + 2, dengan n
adalah sebuah bilangan bulat. Menurut aturan Huckel suatu cincin dengan
elektron pi sebanyak 2,6,10 atau 14 dapat bersifat aromatik. Tetapi cincin
dengan 8 atau 12 elektron pi tidak dapat bersifat aromatik. Siiklooltatetraena (dengan
8 elektron pi) tidak memenuhi aturan Huckel untuk aromatisitas.
Sistem Aromatik dengan Jumlah Elektron Selain Enam
Analog dengan ion tropilium, cincin beranggota tiga
dengan satu ikatan rangkap dan satu muatan positif pada atom ketiga (kation siklopropenil)
adalah suatu sistem 4n + 2 dan oleh karenanya diharap memperlihatkan aromatisitas.
Senyawa 20 tersubstitusi telah dibuat, demikian pula beberapa turunannya; diantaranya
turunan trikloro, dipenil, dan dipropil-nya, dan spesies-spesies kimia tersebut
adalah stabil meskipun bersudut 60oC. Di dalam kenyataan, kation
tripropilsiklopropenil dan trisiklopropilsiklopropenil adalah termasuk dalam
karbokation yang dikenal paling stabil, bahkan stabil dalam larutan air. Kation
tri-t-butilsiklopropenil juga sangat stabil.
Lebih lanjut, siklopropenon (21) dan beberapa turunannya adalah stabil,
bersesuaian dengan stabilitas tropon.
Persamaan
Taft-Ingold
Persamaan Hammett gagal bila diterapkan untuk alifatik dan turunan benzena tersubstitusi
orto. Kegagalan ini sebagian disebabkan oleh sterik. Taft mengembangkan suatu
cara untuk memisahkan efek polar dengan efek sterik substituen. Cara ini didasarkan
pada usulan Ingold bahwa di dalam hidrolisis ester terkatalis asam atau basa, perbandingan
tetapan kecepatan hidrolisis terkatalis basa (kB) dengan tetapan kecepatan hidrolisis
terkatalis asam (kA) adalah fungsi efek polar semata. Dua jenis reaksi ini berjalan
melalui mekanisme yang serupa dan melibatkan pembentukan intermediate tetrahedral
yang identik (23 dan 24) sebagai berikut:
Kedua struktur ini hanya dibedakan oleh satu pasang elektron, karena 23 mempunyai
kelebihan dua proton daripada 24. Efek sterik dalam intermediate ini tampaknya
identik oleh karena kecilnya ukuran proton. Efek resonansi juga minimum karena
pusat reaksi tidak membentuk bagian sistem konjugasi. Perbedaan kecepatan
reaksi hanya disebabkan oleh efek induksi R dan R’ dalam RCOOR’, dan efek
induksi X dapat ditentukan melalui pengukuran kecepatan reaksi hidrolisis
terkatalis asam atau basa sederetan XCH2COOR’ dengan R’ harus dijaga
tetap. Dari tetapan kecepatan ini maka suatu tetapan reaksi baru σ* dapat
dievaluasi menurut persamaan berikut:
dengan
k = tetapan kecepatan reaksi hidrolisis XCH2COOR’,
k0 = tetapan kecepatan reaksi hidrolisis ester pembanding CH3COOR’,
σ* = tetapan substituen dan karakteristik bagi substituen
X, dan
Indeks B dan A menandai hidrolisis terkatalis basa dan asam pada suhu yang sama.
Faktor 2,48 dalam Persamaan 3,6 adalah suatu tetapan yang dimasukkan untuk memberikan
nilai σ* pada skala
yang mendekati nilai σ Hammett, dan data reaksi dapat lebih lanjut
dihubungkan dengan persamaan yang mirip dengan persamaan Hammett:
dengan ρ* adalah tetapan reaksi.
Hubungan Taft
yang telah diterima banyak didukung oleh sistem alifatik, dan memberikan
korelasi yang sangat baik. Beberapa contoh yang khas adalah:
Penggunaan hubungan ini dalam sistem heterosiklik telah diketahui sangat terbatas.
Pada awalnya Taft menganggap efek sterikdibaikan. Akan tetapi, kecepatan hidrolisis
ester diketahui dipengaruhi oleh keberadaan gugus besar yang berdekatan dengan
gugus fungsi ester. Efek sterik meningkatkanenergi aktivasi dan menurunkan kecepatan
reaksi. Oleh karena itu dibuat suatu persamaan baru untuk mengevaluasi kepentingan
tersebut
Parameter baru Es disebut tetapan substituen sterik dan digambarkan dengan
Persamaan
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus. 2009. Modul Pembelajaran Kimia Organik Fisis I.
Makasar: Universitas Hasanudin.
Fessenden J R dan J S Fessenden.1982. Kimia Organik I.
Jakarta : Erlangga.
Menurut pendapat anda, dari uraian diatas dikatan bahwa menurut aturan
Huckel suatu cincin dengan elektron pi sebanyak 2,6,10 dapat bersifat aromatik
sedangkan cincin dengan elektron pi sebanyak 8 tidak dapat bersifat aromatis. Jelaskan
apa mendasari pernyataan tersebut ?
terima kasih infonya. dari pertanyaan anda saya ingin mencoba menjawab menurut saya senyawa dengan jumlah elektron phi 8 tidak memenuhi syarat senyawa aroamtis dalam aturan huckel karena harga n=1,5. suaru senyawa aromatis harus memiliki harga n berupa bilangan bulat
BalasHapusjawaban anda sangat membantu. terima kasih
BalasHapusmaterinya sangat bermanfaat.
BalasHapussebelumnya perlu di ingat bahwa syarat dari suatu senyawa aromatis menurut aturan huckel memiliki nilai n=bilangan genap, sedangkan suatu senyawa dengan elektron phi 8 memiliki nilai n=1,5 oleh karena itu senyawa tersebut bukan merupakan senyawa aromatis.
materi yang disampaikan sangat mudah dipahami, hal tersebut sesuai dengan aturan hucke dimana jumlah elektron pi=4n+2 dengan n bilangan bulat, jikalau jumlah elektrot pi adalah 8, maka nilai n adalah 1,5 dan bukan merupakan bilangan bulat
BalasHapuselektron pada aturan huckle tidak terpenuhi untuk ikatan phi sebanyak 8 dimana n bernilai 1,5
BalasHapus