Ikatan C-C adalah ikatan kovalen antara
dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan kovalen - ikatan yang
terdiri dari dua elektron.
Obligasi terdiri dari dua elektron ,
satu dari masing-masing dua atom . Ikatan
C-C tunggal adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk antara satu
hibridisasi orbital dari masing-masing atom karbon .Dalam etana , orbital sp3
adalah hibridisasi orbital , tetapi ikatan tunggal terbentuk antara atom karbon
dengan hibridisasi lain memang terjadi ( misalnya sp2 ke sp2 ).
Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal tidak perlu dari hibridisasi yang
sama. Etana, C2H6, merupakan contoh paling sederhana
dari molekul yang mengandung ikatan karbon-karbon.
Atom karbon dapat membentuk ikatan antar karbon. Ikatan antar karbon
tersebut berupa ikatan tunggal, rangkap dua atau rangkap tiga. Atom karbon
mempunyai kemampuan membentuk rantai (
ikatan yang panjang). Berdasarkan konfigurasi keenam elektron yang dimiliki atom karbon
didapatkan bahwa elektron valensi yang dimilikinya adalah 4. Untuk mencapai
kestabilan, Agar susunan
elektronya stabil sesuai dengan kaidah oktet (mempunyai 8 elektron terluar),
atom karbon memerlukan 4 elektron lagi dengan cara berikatan kovalen. Keadaan atom
karbon yang demikian menyebabkan atom karbon dapat membentuk rantai karbon yang
sangat panjang dengan ikatan kovalen, baik ikatan kovalen tunggal, rangkap 2,
maupun rangkap 3. Selain itu
dapat pula membentuk rantai lingkar (siklik).
Empat ikatan kovalen yang
dapat terbentuk antar atom C dapat berupa ikatan tunggal atau ikatan rangkap,
tergantung dari orbital yang digunakan masing-masing atom karbon tersebut.
Atom karbon memiliki
massa 12 dengan nomor atom 12. Konfigurasi elektronnya adalah 1s2,
2s2, 3p2, dan mengalami hibridisasi dimana 1 elektron
dari orbital 2s berpindah ke orbital 2pz, sehingga memiliki konfigurasi stabil
1s2, 2s1, 2p3, dengan membentuk orbital hybrid
sp3. Sehingga atom karbon memiliki kesempatan untuk membentuk empat
ikatan dengan atom lainnya, kestabilan struktur ini ditunjukan dengan sudut
yang sama 109,50 dengan bentuk tetrahedral.
Adapun panjang ikatan
tunggal C–C adalah 0,154 nm. Ikatan karbon-karbon adalah ikatan kovalen antara
dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan tunggal: ikatan yang
tersusun atas dua elektron, satu dari masing-masing dua atom. Ikatan tunggal
karbon-karbon adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk dari satu orbital
hibrid dari masing-masing atom karbon. Dalam etana, orbital sp3
adalah orbital hibrid, tetapi ikatan tunggal terbentuk antara atom karbon
dengan hibridisasi lain memang terjadi (misalnya sp2 ke sp2).
Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal tidak perlu dari hibridisasi yang
sama.
Ikatan karbon-karbon adalah ikatan
kovalen antara dua atom karbon. Bentuk yang paling umum adalah ikatan kovalen - ikatan
yang terdiri dari dua elektron.Karbon memiliki karakteristik unik di antara seluruh
elemen dalam membentuk ikatan panjang atomnya sendiri.
katan karbon - karbon adalah ikatan
kovalen antara dua atom karbon, bentuk
yang paling umum adalah ikatan tunggal : . Obligasi terdiri dari dua elektron ,
satu dari masing-masing dua atom . Ikatan
karbon - karbon tunggal adalah ikatan sigma dan dikatakan terbentuk antara satu
hibridisasi orbital dari masing-masing atom karbon . Dalam
etana , orbital sp3 adalah hibridisasi orbital , tetapi ikatan tunggal
terbentuk antara atom karbon dengan hibridisasi lain memang terjadi ( misalnya
sp2 ke sp2 ). Bahkan, atom karbon dalam ikatan tunggal
tidak perlu dari hibridisasi yang sama.
Etana, C2H6, merupakan contoh paling sederhana dari
molekul yang mengandung ikatan karbon-karbon.
Penyerangan nukleofilik dan elektrofilik
Pada proses heterolisis akan terjadi
nukleofil dan elektrofil.
a. Nukleofil adalah spesies (atom /
ion/ molekul) yang kaya elektron, sehingga dia tidak suka akan elektron tetapi
suka akan nukleus (inti yang kekurangan elektron).
Contoh nukleofil:
b. Elektrofil adalah spesies (atom /
ion / molekul) yang kekurangan elektron, sehingga ia suka akan elektron.
Contoh elektrofil:
Menurut konsep asam basa Lewis
nukleofil adalah suatu basa, sedangkan elektrofil adalah suatu asam. Reaksi
senyawa karbon pada dasarnya adalah reaksi antara suatu nukleofil dengan suatu
elektrofil.
Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi terjadi apabila
sebuah atom atau gugus yang berasal dari pereaksi menggantikan sebuah atom atau
gugus dari molekul yang bereaksi. Reaksi substitusi dapat terjadi pada atom
karbon jenuh atau tak jenuh.
1. Reaksi substitusi nukleofilik
Pada reaksi substitusi nukleofilik
atom/ gugus yang diganti mempunyai elektronegativitas lebih besar dari atom C,
dan atom/gugus pengganti adalah suatu nukleofil, baik nukleofil netral atau
nukleofil yang bermuatan negatif.
Reaktivitas
relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil,
struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas. Reaktivitas nukleofil dipengaruhi
oleh basisitas, kemampuan mengalami polarisasi, dan solvasi.
2. Reaksi substitusi elektrofilik
Benzena memiliki rumus molekul C6H6,
dari rumus molekul tersebut
seyogyanya
benzena termasuk golongan senyawa hidrokarbon tidak jenuh. Namun ternyata
benzena mempunyai sifat kimia yang berbeda dengan senyawa hidrokarbon tidak
jenuh. Beberapa perbedaan sifat benzena dengan senyawa hidrokarbon tidak jenuh
adalah diantaranya bahwa benzena tidak mengalami reaksi adisi melainkan
mengalami reaksi substitusi. Pada umumnya reaksi yang terjadi terhadap molekul
benzena adalah reaksi substitusi elektrofilik, hal ini disebabkan karena
benzena merupakan molekul yang kaya elektron
Ada 4 macam reaksi substitusi
elektrofilik terhadap senyawa aromatik, yaitu :
Reaksi Adisi
Reaksi adisi terjadi pada senyawa tak
jenuh. Molekul tak jenuh dapat menerima tambahan atom atau gugus dari suatu
pereaksi. Dua contoh pereaksi yang mengadisi pada ikatan rangkap adalah brom
dan hidrogen. Adisi brom biasanya merupakan reaksi cepat, dan sering dipakai
sebagai uji kualitatif untuk mengidentifikasi ikatan rangkap dua atau rangkap
tiga. Reaksi adisi secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Adisi elektrofilik
Tahap reaksi adisi elektrofilik adalah:
·
Tahap 1: serangan terhadap elektrofil
E+yang terjadi secara lambat,
·
Tahap 2 : serangan nukleofil terhadap
karbonium,
Sebagai contoh apabila etena bereaksi
dengan HBr , mekanisme reaksi mengikuti langkah sebagai berikut:
2. Adisi nukleofilik
Tahap reaksi adisi nukleofilik adalah:
Adisi nukleofilik ini khusus untuk HX
terhadap senyawa C = C – Z, dimana Z adalah CHO, COR, COOR, CN, NO2, SO2R,
gugus ini mendominasi delokalisasi elektron pada senyawa intermediet.
Contoh: bagaimana mekanisme reaksi : CH2=CH-CH=O
+ Nu- + HZ?
Dari resonan 1 :
Dari resonan 2:
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, J. S. And J. S Fessenden.
1992. Kimia Organik.
(Terjemahan Aloysius Hadyana Pudjaatmaka). Edisi ketiga. Jakarta:Penerbit
Erlangga.
Allinger, N. L and M. P. Cava. 1976. Organic
Chemistry. Second edition. New York:Worth Publishers
Inc.
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah
proses hibridisasi yang terjadi pada ikatan C-C?
2.
Pada
reaksi diatas reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik
dipengaruhi oleh apa saja?
terima kasih atas materinya, menurut saya jawabannya yaitu:
BalasHapus1. Ikatan c-c dibentuk melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan sp3 dari masing2 atom karbon. Enam iktan c-h dibentuj melalui tumpang tindih orbitak sp3sisa dan otbital 1s dari atom h.
2. Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas. Reaktivitas nukleofil dipengaruhi oleh basisitas, kemampuan mengalami polarisasi, dan solvasi.
terimakasih bayu, menurut saya untk pertanyaan pertama hibridisasi dari ikatan c-c terjadi akibat adanya tumpang tindih antara orbital sp3 dari masing2 atom karbon.
BalasHapusTerimakasih bayu
BalasHapusUntuk pertanyaannya
1. Ikatan C-C terbentuk dari overlap antara orbital hibridisasi sp3 dari satu atom c dengan orbital hibridisasi sp3 atom c lainnya
2. Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas (leaving group).
Sekian :)
Terimakasih atas materinya
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab
Menurut saya:
1. Ikatan c-c dibentuk melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan sp3 dari masing masing atom karbon.
2. Dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas
Semoga bermanfaat
Terimakasih
Terima kasih atas materinya
BalasHapus1. Ikatan c-c dibentuk melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan sp3 dari masing masing atom karbon.
2. Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas (leaving group).
Semoga bermanfaat
Terimakasih atas penjelasannya bayu, saya akan mencoba menjawab pertanyaannya
BalasHapus1. Ikatan c-c dibentuk melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan sp3 dari masing2 atom karbon. Enam iktan c-h dibentuj melalui tumpang tindih orbitak sp3 sisa dan otbital 1s dari atom h.
Terimakasih :)
Materi yang menarik Bayu, ikatan C-C dibentuk melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan sp3 dari masing-masing atom karbon. Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat leaving group.
BalasHapusterimakasih atas materinya, menurut saya 1. Ikatan C-C dapat terbentuk dari tumpang tindih antara orbital hibridisasi sp3 dari satu atom c dengan orbital hibridisasi sp3 atom c lainnya
BalasHapus2. Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas (leaving group).
Menurut saya ikatan C-C dibentuk melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan sp3 dari masing-masing atom karbon. Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat leaving group
BalasHapusTerimakasih atas penjelasan materinya. Untuk pertanyaan yang anda ajukan menurut saya
BalasHapus1. Ikatan c-c dapat terbentuk dengan melalui tumpang tindih antara orbital sp3 dan sp3 dari masing2 atom karbon.
2. Reaktivitas relatif dalam reaksi substitusi nukleofilik dapat dipengaruhi oleh reaktivitas nukleofil, struktur alkilhalida dan sifat dari gugus terlepas sedangkann unruk Reaktivitas nukleofil dipengaruhi oleh basisitas, kemampuan mengalami polarisasi, dan solvasi.